-> dalam kondisi kepastian
-> investasi dalam aktiva tetap (Capital Budgeting)
investasi: penundaan konsumsi hari ini demi memperoleh pendapatan/imbalan dimasa yang akan datang. Dalam jangka panjang investasi dibagi menjadi 2:
1. dalam aktiva tetap: gedung, tanah, emas
2. dalam bentuk financial: saham, obligasi
Capital Budgeting merupakan salah satu dari Building Block (pondasi) dari manajemen keuangan, merupakan proses menganalisis potensi investasi aktiva tetap.
Mengapa Capital Budgeting penting?
1. Karena penganggaran modal merupakan keputusan jangka panjang
2. Karena jika melakukan investasi harus mengeluarkan dana yang besar
Motivasi utama dalam melakukan Capital Budgeting:
- Melakukan ekspansi/perluasan
- Untuk penggantian/replacement: mengganti dengan yang baru'
- Untuk pembaharuan/renewal: memperbarui yang saudah rusak
Proses menganalisis potensi investasu aktiva tetap dapat dilakukan dengan 5 teknik analisis penganggaran modal:
1. Periode pembayaran kembali (Payback period)
2. Metode pembayaran kembali terdiskonto (Discount Payback Period)
3. Metode nilai sekarang bersih (Net Present Value)
4. Tingkat pengembalian internal (IRR - Internal Rate of Return)
5. Metode IRR yang dimodifikasikan (MIRR - Modified IRR)
Sifat proyek:
1. Saling terpisah (mutually exclusive)
2. Saling tidak bergantung (independent): memilih lebih dari satu proyek yang menguntungkan selama
perusahaan mampu menyediakan invest. awal.
3. Saling bergantung(dependent): memilih proyek yang menguntungkan dan mengerjakan proyek yang terkait
atau ada hubungannya.
ARUS KAS
1. Basis Akrual: perhitungan arus kas tidak secara riil. Ini erat kaitannya dengan masalah
penyusutan/depresiasi
2. Basis Kas: perhitungan arus kas secara riil
Capital Budgeting:
Arus Kas Masuk = Laba + Penyusutan
Arus Kas Tambahan (Incremental cashflow)
adalah arus kas yang benar-benar menyebabkan pertambahan terhadap arus kas proyek.
Contoh: Beli truk: - cash inflow : pendapatan
- cash outflow : pengeluaran
-> incremental cashflow = cash inflow - cash outflow
Misal Kasus:
Truk dengan masa ekonomis 2 tahun (2009 - 2010)
31 Des 2009 31 Des 2010 Arus Kas Tambahan
Laba kotor 90.000.000 100.000.000 10.000.000
Beban usaha (65.000.000) (80.000.000) (15.000.000)
Penyusutan (10.000.000) (10.000.000) 0
Laba usaha 15.000.000 10.000.000 ( 5.000.000)
Penyusutan 10.000.000 10.000.000 0
Arus Kas Masuk 25.000.000 20.000.000 5.000.000
4 Faktor supaya dapat menghitung arus kas secara tepat:
1. Biaya permanen (Sunk cost)
Biaya yang kita keluarkan dimasa lalu. Maka biaya ini tidak boleh dimasukkan kedalam perhitungan
cashflow. Misal: survei sebelum menjalankan sebuah proyek, karena biaya ini dianggap tidak relevan.
2. Biaya peluang (opportunity cost)
3. Biaya eksternalitas
biasanya dalam bentuk social cost. Hal ini karena adanya dampak daripada kegiatan proyek tersebut.
4. Inflasi
kenaikan harga secara keseluruhan dan dalam jangka panjang.
Tiga Tahapan Penganggaran modal:
Yang perlu diingat bahwa Capital Budgeting selalu berhubungan dengan garis waktu.
Io CF1 CF2 CF3
0 1 2 3
Misal kita membeli truk:
Io: Truk
CF1: Cashflow 1
CF2: Cashflow 2
dst.
Menentukan layak/tidaknya suatu proyek:
a. Menentukan besarnya arus kas keluar
b. Mengestimasi arus kas masuk tahunan dari proyek yang dijalankan (harus sesuai dengan umur
ekonomisnya)
c. Menentukan kelayakan investasi berdasarkan kriteria tertentu
Perhitungannya:
a. Menghitung arus kas keluar
- Arus kas keluar untuk pembelian aktiva baru:
Harga aktiva baru (xxx)
Biaya2 tambahan (xxx)
Tambahan modal kerja (xxx)
Arus kas keluar (Io) (xxx)
- Arus kas keluar untuk penggantian aktiva:
Harga beli aktiva baru (xxx)
Biaya2 tambahan (xxx)
Harga jual aktiva lama x
Penghematan pajak (xxx)
Arus kas keluar (xxx)
b. Mengestimasi arus kas masuk tahunan dari proyek yang dijalankan (harus sesuai dengan umur
ekonomisnya)
- Arus kas masuk untuk pembelian aktiva baru:
CFn = [R - OE - D] (1 - T) + D
- Arus kas masuk per tahun untuk penggantian aktiva:
CFn = [(Rbaru - Rlama) - (OEbaru - OElama) - (Dbaru - Dlama)] (1 - T) + (Dbaru-Dlama)
Ket :
CFn = Cashflow untuk tahun n
R = pendapatan (Revenue)
OE = beban operasional (Operating Expense) diluar beban penyusutan
D = beban penyusutan (Depreciation)
T = tingkat pajak (Tax)
Bisa juga menggunakan rumus Laba/Rugi:
Contoh:
Pendapatan 10.000.000
Beban Operasional (6.000.000)
Beban penyusutan (1.000.000)
Laba sebelum pajak 3.000.000
Pajak (30%) (900.000)
Laba bersih 2.100.000
Penyusutan 1.000.000
Arus kas 3.100.000
CF = [10.000.000 - 6.000.000 - 1.000.000] (1 - 0,3) + 1.000.000
c. Menentukan kelayakan investasi berdasarkan kriteria tertentu
A. Waktu
1. Payback Period
Mengukur seberapa cepat modal dapat diterima kembali oleh perusahaan (balik modal). Modal: Io
Kriteria mutually exclusive:
- Diterima: PB < jangka waktu yang disyaratkan
- Ditolak : PB > jangka waktu yang disyaratkan
Kriteria independent:
- Diterima: PB < jangka waktu yang disyaratkan
- Ditolak : PB > jangka waktu yang disyaratkan
Contoh:
Proyek - investasi Rp 120.000
Proceeds - aliran kas
1. 60.000 120.000 - 60.000 = 60.000 --> 1 tahun
2. 50.000 60.000 - 50.000 = 10.000 --> 1 tahun
3. 40.000 10.000/40.000 x 1 tahun = 3 bulan
4. 30.000 2 tahun 3 bulan
5. 20.000
6. 10.000
2. Average Rate of Return (ARR)
Menunjukkan prosentase keuntungan netto sesudah pajak dihitung dari Average Investment/Initial
Investment.
Contoh soal:
Suatu perusahaan mempunyai rencana untuk membeli mesin baru menggantikan mesin yang lain.
Harga mesin baru beserta biaya pemasangannya sebesar 60.000 dengan taksiran umur penggunaan
3 tahun. Mesin lama masih mempunyai umur penggunaan 3 tahun lagi. Kalau dijual saat ini harganya
15.000. Penggantian mesin lama akan menghemat biaya tenaga kerja, material dan biaya reparasi
sebesar 27.500 sebelum pajak setiap tahunnya. Pajak penghasilan ditetapkan sebesar 40%
kenaikan taxable income atau keuntungan yang akan dikenakan pajak 12.500. Hitung ARR-nya!
Jawab:
Keuntungan menurut Accrual dan basis Cash
Uraian Accrual Cash
Cash saving/biaya penghematan 27.500 27.500
Depr. mesin baru (60.000/3) 20.000
Depr. mesin lama (15.000/3) 5.000
Tambahan depr. 15.000
Kenaikan taxable income 12.500
Kenaikan pajak penghasilan (40%x12.500) 5.000 5.000
Kenaikan EAT 7.500 22.500 -> disebut kenaikan
cashflow proceeds
ARR = EAT = 7.500 x 100% = 16,6%
Io 45.000
ARR berdasarkan initial investment.
B. Nilai Uang
1. Net Present Value
Mengukur nilai sekarang dari arus kas masuk yang akan diterima dimasa yang akan datang setelah
dikurangi dengan arus kas keluar.
Ket:
CF : Cash inflow
Io : mutual investment
k : cost of capital
n : umur proyek
2. Profitability Index
Cara menghitungnya dengan cara membagi total nilai sekarang dari arus kas masuk dengan arus kas
keluar.
- Diterima: PI > 1, ditolak < 1 (mutually exclusive)
- Ditolak : PI > 1 dan dana mencukupi (independent)
3. Internal Rate of Return
Tingkat imbal hasil (k) sedemikian rupa sehingga menyebabkan NPV = 0
- Diterima: IRR > biaya modal
- Ditolak : IRR < biaya modal
Kriteria independent:
- Diterima IRR > biaya modal dan dana mencukupi
Alasan pembahasan tentang cost of capital:
1. Biaya modal harus diminimalkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan
2. Untuk menentukan kelayakan investasi pada aktiva tetap
3. Sebagai perhitungan sewa bunga, modal kerja, pelunasan obligasi yang memerlukan informasi mengenai
biaya modal
Asumsi-asumsi biaya modal:
1. Resiko bisnis tetap
Resiko bisnis adalah resiko yang timbul dari keputusan investasi.
2. Resiko keuntungan tetap
adalah resiko yang timbul akibat dari keputusan keuangan.
3. Resiko deviden terhadap laba bersih perusahaan.
Deviden Payout Ratio tetap
min minta soal sama jawaban investasi penggantian dong (replacement investment)
BalasHapusYa
Hapus